Sejarah
berdiri Farpeto
Pada tahun 1999, organisasi
internasional bernama FAO memberikan pelatihan tentang pertanian organik. Dari
pelatihan tersebut maka sejak tahun 2000 gencar menjalankan pertanian organik
dan menyebarluaskan budaya tersebut kepada para petani di Jawa Tengah dan di
Sukoharjo pada khususnya. Organisasi yang disandang berkaitan dengan pertanian
organik, menjadi pengurus pada Jaringan Petani Organik (JARPETO), Asosiasi Bank
Benih Tani Indonesia, Ketua Klaster Pertanian di Sukoharjo.
Ketua dari jaringan pertanian
Organik Sukoharjo adalah Bapak Setyarman. Sejarah kepedulian beliau terhadap
pertanian organik, dimulai pada tahun 1989 – 1999 ketika beliau mengikuti SLPHT
(Sekolah Lapang pengendalian hama Terpadu), yang merupakan program dari
Kementrian Pertanian. Ketika program tersebut akan berakhir, beliau meminta
adanya pertemuan alumni SLPHT yang berada di 12 provinsi. Dalam pertemuan
tersebut, dihadiri pula oleh menteri pertanian. Dari pertemuan tersebut,
lahirlah Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu (Ikatan Petani PHT) Indonesia.
Sub klaster pertanian organik yang merupakan bagian dari Klaster
pertanian terpadu di Kabupaten Sukoharjo ditetapkan dengan SK FEDEP Kabupaten
Sukoharjo. Pada pendataan terakhir, tercatat bahwa saait ini JARPETO memiliki
jumlah binaan sebanyak 975 petani. Potensi produk yang dikembangkan adalah
beras dan buah-buahan organik, pupuk dan obat-obatan organik, benih, makanan
olahan seperti olahan wijen dan produk olahan lain seperti sabun organik. Pemilik
dari JARPETO selain menyandang Ketua Klaster Pertanian Organik juga sebagai
Sekretaris Forum for Economic and
Employment Production (FEDEP) di Kabupaten Sukoharjo.
Posting Komentar